Sunday, January 20, 2013



Stadion Letjend H Soedirman Bojonegoro
Bakal Terus Dikembangkan
---------------------------------

     Pemkab Bojonegoro merencanakan akan terus mengembangkan kawasan Stadion Letjen H. Soedirman sebagai taman pusat olahraga dan tempat rekreasi di Kota Bojonegoro.
 
     ‘’Konsepnya memang sebagian PKL di alun-alun akan dipindah di sekitar stadion,’’ kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Machmuddin.
Dia menjelaskan, saat hari libur ada rencana untuk menjadikan lokasi stadion sebagai pasar dadakan. Karena itu, pemkab akan terus melakukan pembenahan di kompleks stadion. Fokusnya melengkapi sarana dan prasarana yang ada sehingga layak dijadikan pusat rekreasi dan olahraga. ‘’Sehingga masyarakat kota punya alternatif-alternatif tempat bersantai lebih banyak,’’ tutur mantan Sekcam Trucuk itu.

     Menurut dia, tahun ini pemkab telah merencanakan membangun Gedung Olahraga (GOR) di kompleks stadion senilai Rp 25 miliar. GOR tersebut rencananya juga bakal dilengkapi panggung akustik untuk pertunjukkan musik.
                                                         Foto : Tonny Ade Irawan STADION: Bagian depan Stadion Bojonegoro yang digunakan warga berolahraga

     Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bojonegoro, Andi Tjandra menjelaskan, GOR tersebut direncanakan berkapasitas 5 ribu orang. ‘’Itu bisa untuk pertandingan voli, futsal, bulutangkis, dan tenis. Jadi cukup besar,’’ tuturnya.

      Selain itu, lanjut Andi, GOR tersebut nanti akan dilengkapi dengan panggung akustik sehingga nanti bisa dimanfaatkan untuk pertunjukkan musik indoor di Bojonegoro. ‘’Jika untuk pertunjukkan musik, kapasitas penonton bisa lebih dari 7 ribu,’’ kata dia.

     Stadion Letjend H Soedirman sendiri dibangun awal tahun 1990 an. Sementara nama Stadion sendiri diamnil dari Pahlawan penjuang kemerdekaan asli BOjonegoro Letjen Soedirman. Namun setelah Persibo Bojonegoro muncul sebagai salah satu kekuatan sepakbola di Indonesia Stadion tersebut  terus dikembangkan sampai dengan saat ini. Stadion letjen H Soedirman sendiri merupakan kandang bagi tim Persibo Bojonegoro yang berjuluk Laskar Angling Dharma.(ade)

Berwisata Alternatif di Stadion Letjen H Soedirman
Sarana Olahraga Sekaligus Rekreasi Bojonegoro
-----------------------------------------------------------

                                                            Foto : Tonny Ade Irawan. PENUH LAMPU : Pintu masuk Stadion Letjend H Soedirman yang dipenuhi lampu.

     Warga Kota Bojonegoro mempunyai lokasi baru untuk berekreasi. Selain alun-alun, saat ini Stadion Letjend H Soedirman juga menjadi lokasi baru bagi warga kota yang ingin sekedar bersantai sambil menikmati suasana rileks. Hal ini setelah stadion yang menjadi kebanggaan warga Kota Ledre itu dipercantik.

                                                            Foto : Tonny Ade Irawan. TAMAN LAMPU : Bagian lain depan Stadion Bojonegoro yang dijadikan taman Lampu
     Saat hari mulai berganti malam, bagian depan stadion di sebelah barat mulai ramai oleh muda-mudi maupun rombongan keluarga yang membawa anak-anaknya. Di bagian utara pintu masuk, deretan neon bok berbentuk huruf yang dibaca nama stadion mulai menyala. Dari kejauhan pun terbaca dengan jelas layaknya huruf yang tersusun diatas hamparan taman.

     Sejumlah orang beraksi di depan maupun disela-sela huruf yang menyala. Mereka bergantian mengambil gambar dengan latar belakang nama stadion, baik menggunakan handphone maupun kamera poket. Bukan hanya sekali mereka mengambil gambar karena deretan huruf yang cukup panjang membuat aksi mereka saat difoto lebih leluasa.

     Sementara saat lebih masuk lagi berjejer menara menjulang tinggi dengan ornamen ukiran batu dibagian atas. Ornamen itu sendiri terlihat cantik dan menarik karena diterangi lampu dengan sorot berbagai macam warna. Di tempat tersebut lebih banyak muda-mudi yang berjajar duduk  dibawahnya sambil menikmati suasana.

     Tak cukup itu. Diseberang jalan deretan tulisan nama stadion, sejumlah anak bermain dengan sorot lampu warna biru yang ditanam di lantai. Terdapat belasan lampu sorot yang membuat pemandangan orang saat berjalan terlihat berbeda dan dibalut warna. Sesekali anak-anak yang bermain menutup lampu sorot tersebut dengan kaki atau bahkan berdiri diatas lampu sorot sehingga tubuh terlihat dibalut sinar biru.

      Sementara saat masuk lebih dalam lagi terlihat kumpulan kelompok muda-mudi yang duduk diatas hamparan paving yang cukup luas di kanan kiri akses jalan masuk tersebut. Itulah sekilas suasana saat senja di halaman depan Stadion Letjen H. Soedirman. Suasana itu bertambah ramai saat malam hari dimana lampu menjadi penerangan yang dominan menambah indah suasana. (ade)

Thursday, January 17, 2013

Tonny Ade Irawan:
Komisi A Minta Bupati Tinjau Ijin Prinsip Blok Cepu
Karena MCL tak Komitmen Konten Lokal.
-----------------------------------------------------


     Komisi A DPRD BOJonegoro meminta Bupati Bojonegoro menin jau ijin prinsip pengembangan lapangan Banyuurip yang masuk dalam Blok Cepu. Alasannya banyak temuan di lapangan yang  tidak sesuai dengan komitmen saat ijin prinsip diberikan.

      Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Agus Susanto Rismanto menyatakan banyak sekali temuan dilapangan saat dirinya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) bersama tim konten lokal Pemkab Bojonegoro. Dan temuan tersebut menurut dia tidak sesuai dengan komitmen diawal saat ijin prinsip diberikan.
                                                             Foto : Tonny Ade Irawan. PERSIAPAN PRODUKSI PUNCAK : Sejumlah pekerja terus melakukan pekerjaan sebagai persiapan produksi puncak Blok Cepu pertengahan 2014 mendatang dengan mengembangkan lapangan Banyuurip di Kecamatan Gayam.

      Dalam sidak tersebut selain diikuti sejumlah anggota Komisi A juga diikuti kepala Disnakertransos Iskandar. Kasatpol PP Kamidin beserta sejumlah anggotanya, kepala Badan Perijinan Bambang Waluyo serta Kabag Hukum Agus Supriyanto dan Kabag Humas dan protokol Machmuddin. Selain itu ada juga unsur dari Badan Lingkutan hidup dan Kecamatan Gayam.
 
       Awalnya saat inspeksi mendadak tersebut rombongan tidak diperbolehkan masuk karena tidak ada ijin dari MCL. Bahkan sempat terjadi perdebatan sebelum rombongan kemudian nekat masuk lokasi. Saat itu rombongan kemudian menemui Kepala Desa Bonorejo Siti Rukayah yang menyampaikan keluhan minimanya keterlibatan lokal. Menurut Siti Rukayah warganya hanya dipekerjakan selama tiga bulan setelah itu di putus kontraknya

      Rombongan juga sempat menghadang mobil yang berisikan pekerja dari IKPT yang mengerjakan EPC 2 (pipanisasi). Saat itu  mobil tersebut dihentikan dan penumpang didalamnya disuruh turun untuk ditanya asalnya. Namun ternyata sebagian besar penumpang yang bekerja di proyek Engineering Procurenment and Constructing (EPC) 2 pengembangan Blok Cepu berasal dari luar Bojonegoro.  Termasuk Mobil yang digunakan menggunakan plat dari luar Bojonegoro.

     Karena itu sangat Agus Susanto Rismanto menilai wajar jika dalam hal ini pihaknya meminta agar ditinjau ulang ijin prinsip pengembangan Blok cepu. Sebab menurut dia  dalam hal ini masyarakat Bojonegoro sebagai tuan rumah sangat yang dirugikan.
     Blok Cepu merupakan lapangan minyal yang dikelola anak perusahan Exxon Mobile yaitu Mobil Cepu Ltd. Diperkirakan pertengahan 2014 lapangan Banyuurip yang masuk wilayah Blok Cepu akan mencapai produksi puncak sebesar 180 ribu barel setiap hari. Saat itu diharapkan produksi Blok Cepu akan mampu yang merupakan 20 persen produksi minyak Indonesia. Sementara pengembangan Blok cepu sendiri menghabiskan biaya lebih dari  Rp 40 triliun. (ade)


Juni Bojonegoro Punya Pabrik Gas
Pebruari Mulai Konstruksi.
-------------------------------------------

 Juni nanti Pembangunan pabrik pengolahan gas dari lapangan Sukowati oleh PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) BUMD Pemkab Bjonegoro yang menggandeng PT Intermedia Energy akan tuntas.
  
Direktur utama PT BBS  Deddy Afidick menjelaskan Pabrik Gas akan di bangun di Desa Campurejo Kecamatan Kota Bojonegoro yang bersebelahan dengan Pad A Sukowati. Sementara pasokan gas sendiri didapat dari hasil eksploitasi minyak Pad A dan Pad B Sukowati yang mausk Blok Tuban dan dikelola Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ). 
                                                              Foto : Tonny Ade Irawan GAS FLARE : Gas yang dihasilkan dari lapangan Sukowati Bojonegoro selama ini tidak dimanfaatkan dan dibakar di Lapangan Mudi Soko Tuban. Namun mulai tahun ini sebagian gas tersebut akan diolah oleh PT BBS yang BUMD Pemkab Bojonegoro.

Deddy Afidick juga menyatakan konstruksi akan dimulai Pebrurai mendatang diareal seluas 3,2 hektare. Sementara pabrik tersebut akan mampu mengolah maksimal 20 MMSCFD (Million Metric Standart Cubic Feet Day). Sementara untuk awal jatah gas yang diberikan JOB PPEJ sekitar 10 MMSCFD. 

Gas yang diolah sendiri adalah gas asco (Asociated gas) yang artinya gas ikutan. Gas ikutan tersebut adalah gas yang ikut terbawa keluar saat dilakukan eksploitasi minyak bumi. Sementara gas tersebut nantinya akan di olah menjadi kondesat atau gas bersih, LPG serta banyak variannya. 

Sementara kerja sama pengelolaan gas flare dari sumur sukowati BBS akan mendapatkan bagi hasil 30 persen jika belum mencapai Break Event Point. Kerja sama PT BBS sendiri tambah dia  adalah dengan PT Inter Media Energy-PT Niaga Gema Teknologi sebagai mitra kerja dalam pengolahan Gas Ikutan Lapangan Sukowati

Kenaikan bagi hasil yang diperoleh BBS sendiri mencapai 40 persen jika memang sudah mencapai BEP. Sementara modal yang mencapai Rp 200 milliar semua ditanggung mitra kerja. Dan BBS sendiri sudah membayar sebesar Rp 10 milliar guna pembelian gas tiga bulan pertama hasil dari tambahan modal dari Pemkab Bojonegoro. (ade)

Tuesday, January 8, 2013

Hadapi Banjir Pastikan Stok Pangan Aman
Pemkab Siapkan 100 Ton Beras
---------------------------------------------------

     Menghadapi kemungkinan banjir akibat luapan Bengawan Solo Pemkab Bojonegoro memastikan stok pangan dalam kondisi aman. Bahkan Pemkab sendiri telah menyiapkan berbagai kebutuhan logistik untuk disuplai kepada wilayah yang terdapat kantung pengungsi akibat banjir. Salah satunya adalah persediaan beras yang mencapai 100 ton lebih.

                           Foto : Tonny Ade Irawan LOGISTIK AMAN : Sebanyak 100 ton beras dan berbagai logistik lainnya disiapkan oleh Pemkab Bojonegoro sebagai antisipasi adanya pengungsian akibat banjir di wilayahnya.
   Dari data yang dihimpun di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial menyebutkan selain beras ada juga bantuan yang baru diterima dari kementrian sosial. Bantuan yang diberikan sendiri senilai Rp 475 juta lebih. Bantuan itu memperkuat logistik guna menghadapi kemungkinan banjir.

    Jumlah tersebut terdiri dari mie instant sejumlah 12.900 karton, sarden sejumlah 5.400 kaleng  selain juga kecap sebanyak 1.800 paket. Ada juga sambel kemasan sejumlah 1.800 paket juga minyak goreng sebanyak 200 paket serta makanan siap saji mencapai 200 paket. Ada juga Food ware sejumlah 200 paket, Kid Ware sebanyak 200 paket dan familly Kid  sebanyak 200 paket. 

     Tidak hanya itu jumlah tersebut belum termasuk peralatan seperti perahu, dapur umum dan lain sebagainya yang juga disiapkan menghadapi kemungkinan adanya pengungsian akibat banjir. Sementara Pemkab sendiri juga menyiapkan personel jika memang permukaan Bengawan Solo mencapai iaga III (15.00).

     Dimana jika permukaan Bengawan Solo mencapai siaga III sebanyak sepertiga Pegawai Negeri ipil Pemkab Bojonegoro akan di tempatkan di wilayah bencana. Sekitar 4 ribu pegawai kecuali Guru dan Tenaga Kesehatan akan diperbantukan di wilayah bencana dari 12 ribu pegawai yang dimiliki. Sampai dengan pukul 00.00 WIB (8/1/13) permukaan Bengawan Solo di papan duga Bojonegoro tercatat (Siaga II) dengan tren yang terus naik. Sementara kondisi hulu sendiri juga dengan tren naik. (ade)


Monday, January 7, 2013

Banjir Tak Ganggu Produksi Minyak Bojonegoro
OperatorSiapkan Skenario Darurat.
------------------------------------------

     Pasang surut permukaan dan luapan air Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro  tak menganggu produksi minyak. Meski demikian operator minyak dan gas di Bojonegoro tetap menyiapkan berbagai skenario termasuk skenario. Salah satunya adalah skenario darurat jika memang banjir menggenangi lapangan minyak.

                       Foto : Tonny Ade Irawan SIAP NGEBOR : RIG (Menara Pengebor Milik Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOBPPEJ) di Pad B Sukowati yang siap melakukan pengeboran sumur baru.

    Produksi minyak dari Bojonegoro sendiri saat ini mencapai 60 ribubarel lebih setiap harinya. Dimana produksi minyak tersebut terbesar berasal dari dua operator. Yang pertama adalah Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOBPPEJ) dengan dua lapangan Sukowati yang memproduko sekitar 39 ribu barel perhari. Sementara sekitar 22 ribu barel dihasilkan dari Lapangan Banyuurip Blok Cepu yang dikelola Mobil Cepu Ltd anak perusahaan Exxon Mobil.

     Saat ini dari dari dua operator tersebut JOB PPEJ harus lebih bersiap. Sebab lapangan Sukowati B di Desa Ngampel Kecamatan Kapas dikelilingi banjir sejak beberapa hari ini. Meski belum begitu mengancam tapi JOB PPEJ mulai memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi. Sekaligus JOB PPEJ juga menyiapkan skenario evakuasi dengan perahu karet jika memang banjur melanda.

   Apalagi JOB PPEJ sendiri saat ini sedang menyiapkan pengeboran umur 22 di lapangan tersebut . Sebab dari hasil pengeboran yang dilakukan di umur 17 kini telah diekspolitasi minyak sebanyak 1500 barel setiap hari. Sehingga berbekal hasil positif itu pengeboran sumur selanjutnya mulai disiapkan.

     Banjir luapan Bengawan Solo dan pengaruh hujan lokal di Bojonegoro sendiri sempat mereda atu hari dengan turunnya permukaan Bengawan Solo di Bojonegoro dibawah siaga. Namun sejak tadi pagi (7/1/13) Permukaan Bengawan Solo di wilayah hulu menunjukkan tren naik. Dan air kiriman dari hulu tersebut diperkirakan akan membuat permukaan Bengawan Solo di Bojonegoro kembali meningkat menjadi siaga. (ade)


Thursday, January 3, 2013

Sekilas Banjir Bojonegoro 2013 (II)
Data Kerugian akibat Banjir (Hari Kedua/3 Januari 2013)
----------------------------------------------------------------------

Banjir akibat luapan Bengawan Solo
(Dander, Trucuk, Bojonegoro, Kapas, Kanor, Balen, Baureno)


                                                 Foto : Tonny Ade Irawan PANEN PAKSA LOMBOK : Petani Lombok di Desa Ngablak Kecamatan Dander memanen paksa tanaman ,lomboknya akibat terendam air luapan Bengawan Solo.
Balen 
Terdapat 7 desa yang terendam air yaitu Desa Sarirejo, Kedungdowo, Sekaran, Kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo dan Pilangede. Sebanyak 125 Kepala Keluarga rumahnya tergenang,  412 hektar tanaman padi dan 89 hektar tanaman palawija seperti jagung terendam air. Infrastruktur jalan  922 meter jalan desa juga terendam banjir dengan kerugian sebesar Rp 607 juta.

Trucuk
Sebanyak 9 desa  terendam banjir luapan sungai bengawan solo yakni Desa Kandangan, Sumbangtimun, Guyangan, Trucuk, Mori,Tulungrejo,Padang,Kanten dan Banjarsari. dimana Rumah tergenang sebanyak 197 Kepala Keluarga. Ada juga 295 hektar tanaman padi dan 60 hektar tanaman palawija terendam air . Infratstruktur umum  2 sekolah Taman Kanak-kanak di Desa Mori dan 1 Sekolah Dasar serta 2 Sekolah Dasar yang berada di Desa Tulungrejo. selain juga infrastruktur   jalan desa sepanjang 19.900 meter.
Kapas 
Sebanyak 7 desa yakni Desa Semenpinggir, Ngampel, Kalianyar, Bogo, Sambiroto,Wedi dan Desa Kedaton. Dengan areal persawahan seluas 535 hektar terendam air.  Sementara kerugian ditaksir mencapai Rp1,9 M
Baureno
Sebanyak1.157 hektar tanaman padi dan 93 hektar tanaman palawija terendam air dengan taksir kerugian mencapai Rp 288,6 juta.
Bojonegoro 
Banjir merendam dua wilayah yakni Desa Semanding dan Kelurahan Ledokwetan. Di Semanding banjir menggenangi 100 hektar tanaman padi sementara Rumah tergenang 320 KK di wilayah Ledokwetan.

Kanor 
Baru wilayah Desa Piyak yang sudah melaporkan23 KK rumahnya terendam banjir dan 1.800 meter jalan poros desa tergenang.


Catatan :
- Sampai dengan pukul 21.00 lebih ketinggian masih dalam kondisi stabil yakni 14:91 Peischal.
- Jika kondisi ketinggian sudah mencapai angka 14:95 peischal maka doorlat akan mulai dipasang di wilayah Kota Bojonegoro.

Sekilas Banjir di Bojonegoro 2013 (I)
Siaga II Banjir Bengawan Solo.
------------------------------------------------------------

     Sejak pukul 21.00 Rabu (21/01) permukaan bengawan Solo di wilayah Bojonegoro memasuki siaga II dengan ketinggian air diatas 14.00 Pheilsacaal. Namun  kemarin (3/1 pukul 21.00 WIB)  sudah mendekati siaga III dengan ketinggian mencapai 14.91. Banjir itu sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh  curah hujan lokal Bojonegoro sepanjang Rabu sore yang mencapai 133 milimeter yang merata.
                                                           Foto : Tonny Ade Irawan  TRANPORTASI DARURAT : Warga di Kecamatan Sukosewu menggunakan alat tranportasi darurat guna melewati genangan air akibat luapan kali Pacalyang merupakan anak Bengawan Solo.

     Akibatnya anak sungai Bengawam Solo di Bojonegoro penuh dan meluap karena tak mampu menampung banyaknya air. Anak bengawan Solo tersebut seperti kali Pacal, Kali Mekuris, Kali Semar Mendem serta Kali Kedungbajul.  Bahkan wilayah sekitar bengawan Solo di Bojonegoro pun mulai terendam air.

     Diperkirakan  mulai besok (Jum'at 4/1) permukaan bengawan Solo akan bisa menyentuh level siaga III. atau diatas 15.00. Bertambahnya air Bengawan Solo akibat kiriman dari Hulu seperti kali Jurug di Solo dan Kali Madiun yang kemarin berada di level siaga III.

Tuesday, January 1, 2013

Bundaran Jetak Bojonegoro.
Siang Taman Air Malam Tambah Cantik.
--------------------------------------------------

BUndaran Jetakmenjadi taman air dan lampu.
                                                             Foto : Tonny Ade Irawan Bundaran Jetak : Setelah di renovasi beberap kali Bundaran Jetak makin cantik dan menjadi salah satu Ikon Bojonegoro
     Bundaran Jetak Bojonegoro merupakan perempatan jalan yang berada di sebalah barat kota. Jika ke arah barat  maka bundaran tersebut akan menuju ke wilayah Cepu Jawa Tengah. Sementara jika menuju wilayah selatan maka akan sampai ke Nganjuk. Dan jika ke arah utara atau timur maka akan menuju Kota Bojonegoro.


    Tidak ada yang tahu sejak kapan kapan bundaran tersebut ada. Namun sejak era tahun 1970 sampai dengan akhir tahun 2010 bundaran tersebut hanya berupa taman bundar yang ditengahnya terdapat tiang lampu ke empat jurusan. Sempat pada awal tahun 1990 an di sisi utara bundaran tersebut ditambah menara jam yang diambilkan dari Bundaran Sumbang.

     Namun pada tahun 2010 bundaran tersebut di ganti dengan taman air oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Saat itu dana yang disediakan sendiri kurang dari Rp 100 juta sehingga hasilnya dianggap kurang maksimal. Bahkan oleh sebagian orang saat itu taman air yang dilengkapi air mancur terlalu kecil pancaran airnya.

     Karena itu pada akhir tahun 2011 DKP kembali melakukan renovasi bundaran dengan sedikit memperkecilnya guna mempermudah pengguna mobil berbelok saat melintas. Desainnya pun disiapkan sedemikian rupa dengan tema "Lestarikan Bumi Untuk Ketersediaan Air Sebagai Sumber Kehidupan'' dimana di bagian paling atas terdapat miniatur bola bumi yang terus memancarkan air.  Dananya pun disediakan Rp 150 jutadalam Perubahan APBD saat itu.

     Hasilnya kini pengguna yang melintas pasti akan menoleh taman air yang kini menjadi salah satu ikon Bojonegoro. Bahkan saat malam taman air itu sendiri dihiasi warna-warni lampu yang menambah indah pemandangan saat malam.Tak jarang beberapa pengguna jalan yang kebetulan melintas berhenti dan berfoto di Bundaran Jetak untuk mengabadikannya. (ade)



Salak Wedi Bojonegoro

Produk Agrobisnis Bojonegoro
Salak Wedi Salak Tertinggi.
------------------------------------

     Salak Merupakan salah satu produk agro yang menjadi unggulan di Bojonegoro. Namun karena buah ini berada di sekitar Desa Wedi Kecamatan Kapas maka lebih dikenal dengan nama Salak Wedi. Pohon salak sendiri banyak ditemui di hampir setiap pekarangan rumah di Desa Wedi. Bahkan juga menjalar di desa tetangganya seperti Desa Kalianyar, Tanjungharjo serta Tapelan yang juga berada di Kecamatan Kapas.

                                                             Foto : Tonny Ade Irawan SALAK WEDI : Hasil perkebunan berupa Salak Wedi dijajakan di tepi jalan  sepanjang Desa Wedi Kecamatan Kapas Bojonego
     Harganya yang sangat terjangkau  dengan  rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar menjadikan ciri khas salak asal Bojonegoro ini. Bahkan jika dibandingkan dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, kandungan air Salak Wedi lebih banyak sehingga dirasakan lebih segar. Hal inilah yang membuat Salak Wedi lebih unggul.

     Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak ratusan tahun. Dari cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang sampai dengan saat ini. Bahkan secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan dan ciri khas bagi warga Desa Wedi.

     Hanya saat ini keberadaan Salak Wedi terancam hilang. Sebab warga sekitar kesulitan mengembangkan bahkan mendapatkan hasil terbaik akibat kekurangan air. Hal ini karena pengairan yang selama ini diperoleh melalui sungai kecil di sekitar desa tersebut tak lagi cukup seperti tahun-tahun sebelumnya apalagi saat musim kemarau. Biasanya salakWedi terbaik akan bisa dipetik dan dinikmati sekitar Agustus sampai dengan November atau saat memasuki musim hujan. (ade)