Wednesday, May 29, 2013

Minyak Blok Cepu



TujuhTahun Bojonegoro Dapat Rp 1 Triliun lebih

Dari DBH Migas
BOJONEGORO-Dalam kurun waktu Tahun tahun ini pemkab Bojonegoro menerima Dana Bagi Hasil Migas (DBH) minyak bumi mencapai Rp 1,023 triliun. Jumlah itu melebihi target pendapatan tujuh tahun yang hanya Rp 771 milliar lebih.
      Hal tersebut dikungkapkan oleh Kepala Dinas pendapatan Herry Sudjarwo. Dia menyatakan dalam enam tahun Bojonegoro menerima bagi hasil mencapai Rp 1 triliun lebih. ‘’Atau tepatnya  1,023 trilun,’’ katanya.
        Namun dia menyatakan penerimaan bagi hasil sendiri tidak mulus sesuai yang ditargetkan oleh pemkab. Sebab dalama penerimaan bagi hasil pemkab Bojonegoro sering jatuh bangun akibat perkiraan hasil tidak sesuai dengan yang diterima. ‘’Itu terjadi tahun 2007 dan tahun 2009 yang membuat pemkab tak merealisasikan sejumlah rencana belanja di tahun tersebut,’’ katanya.
RIG : Rig yang disiapkan di Lapangan Kedungkeris Desa Sukoharjo yangmasuk wilayah Blok Cepu di Bojonegoro
       Menurut pria yang pernah menjabat sebagai kepala BKD itu selama enam tahun tersebut minyak yang dieksploitasi dari Bojonegoro mencapai 100 juta barel lebih. Meski demikian jumlah itu tidak sesuai dengan yang ditargetkan oleh pemerintah. ‘’Selama ini lifting minyak selalu dibawah dengan prognosa (yang ditargetkan) namun kita tetap menerima tinggi karena harga harga minyak pasaran dunia cukup bagus,’’ ungkapnya.
       Hasil dari Dana Bagi Hasil Migas itulah lanjut dia yang selama ini membuat uang yang dikelola APBD Bojonegoro cukup besar. Bahkan tahun ini saja lanjut dia pendapatan pemkab B
ojonegoro ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. ‘’Termasuk dari DBH,’’ ungkapnya.
        Tak hanya itu Herry menjelaskan saat ini kondisi Blok Cepu yang diandalkan sendiri belum mencapai puncak produksi puncak. Dia memperkirakan jika produksi Blok Cepu mencapai puncak pada 2015 sekitar 165 ribu barel perhari nanti pendapatan Bojonegoro akan naik pesat. ‘’Ya DBH yang diterima pemkab bisa mencapai Rp 2 triliun jika harga minyak dunia seperti beberapa tahun belakangan ini,’’  katanya.
            Dia juga mengingatkan bahwa jumlah DBH yang diterima Bojonegoro adalah 6 persen dari bagian pemerintah pusat. Menurut dia setiap minyak yang diambil sebanyak 15 persen adalah hak operator. Sementara tambah dia 85 persen adalah milik pemerintah pusat. ‘’Dan dari 85 persen itu kita dapat 6 persennya,’’ tegasnya
Sementara itu Bupati Bojonegoro Suyoto  menyatakan siap mendukung sukses ekpsloitasi migas di Bojonegoro bukan hanya untuk Bojonegoro tapi juga kepentingan nasional. Selain itu DBH lanjut dia harus digunakan semaksimal mungkin untuk pelayanan publik, pemberdayaan dan merintis keunggulan daerah. ‘’Saat ini hal tersebut yang sedang kita finalisasi di RPJMD,’’ katanya.
            Dia kemudian mencontohkan untuk penguatan ekonomia dimana Pemkab merencanakan menambah modal BPR Bank daerah Bojonegoro hingga Rp 400 milliar. Dimana tambahan modal itu lanjut dia akan diberikan mulai 2014 sampai dengan 2016  bertahap. ‘’Dan BPR akan bisa berekspansi ke desa-desa untuk perkuatan ekonomi mikro,’’ tegasnya
          Bahkan dia menyatakan untuk infrastruktur seperti embung dan jalan sendiri juga harus diperkuat saat APBD Bojonegoro besar dari DBH. Termasuk lanjut dia mensekolahkan dokter spesialis dan pemberian BOS bagi SLTA. ‘’Ini hanya salah satu contoh kecil saja sebab semua masih difinalisasi,’’ ungkapnya.
       Sebab menurut dia tak selamanya DBH akan berkontribusi di APBD Bojonegoro karena tentu akan ada habisnya. Dan disaat itulah menurut dia landasan ekonomi Bojonegoro sudah akan kuat dengan pemberdayaan dan pembangunan memanfaatkan dana Migas. ‘’Jangan sampai saat migas habis Bojonegoro menjadi terpuruk ekonominya,’’ katanya.
          Sementara itu Wakil ketua DPRD BOjonegoro Sukur Priyanto sangat mendukung upaya pemkab dalam memanfaatkan DBH. Menurut dia tentu saja hal tersebut dilakukan melalui regulias yang ada. ‘’Seperti melakukan invetasi untuk jangka panjang yang nantinya bsia menghasilkan deviden di masa datang,’’ imbuhnya
         Karena itu perencanaan lanjut dia harus dilakukan terarah dan terukur karena DBH migas bukan pendapatran yang abadi. Sehingga perencanaan yang dilakukan harus jangka pendek dengan perbaikan infrastruktur jangka menengah dengan investasi. ‘’Dan jangka panjang agar anak cucu di masa akan datang juga bisa menikmati hasil migas,’’ imbuhnya. (ade)
           

Data Lifting Migas Bojonegoro dari tahun ke tahun
Tahun              prognosa*       Lifting*           Target             realisasi          Keterangan
2006                -                       2,241 juta        Rp 28,8 M       Rp 49,49 M    
2007                14,7 juta          6,58 juta          Rp 21,02 M     Rp 12,75M                 
2008                11.8 juta          9,09 juta          Rp 68,5 M       Rp 88,1 M
2009                17,67 juta        12,37 juta        Rp 61,8 M       Rp 37,9 M
2010                19,2 juta          22,02 juta        Rp 131,4 M     Rp 164 M       
2011                24,36 juta        22,818 juta      Rp 167,9 M     Rp 213,5 M
2012                24,6 juta          22,69 juta        Rp 291,7 M     Rp 457,6 M
Jumlah                                                            Rp 771,5 M     Rp 1,023 T

* Dalam barel


No comments:

Post a Comment