TujuhTahun Bojonegoro Dapat
Rp 1 Triliun lebih
Dari DBH Migas
BOJONEGORO-Dalam kurun waktu Tahun tahun ini pemkab
Bojonegoro menerima Dana Bagi Hasil Migas (DBH) minyak bumi mencapai Rp 1,023
triliun. Jumlah itu melebihi target pendapatan tujuh tahun yang hanya Rp 771 milliar lebih.
Hal
tersebut dikungkapkan oleh Kepala Dinas pendapatan Herry Sudjarwo. Dia
menyatakan dalam enam tahun Bojonegoro menerima bagi hasil mencapai Rp 1
triliun lebih. ‘’Atau tepatnya 1,023
trilun,’’ katanya.
Namun
dia menyatakan penerimaan bagi hasil sendiri tidak mulus sesuai yang ditargetkan
oleh pemkab. Sebab dalama penerimaan bagi hasil pemkab Bojonegoro sering jatuh
bangun akibat perkiraan hasil tidak sesuai dengan yang diterima. ‘’Itu terjadi
tahun 2007 dan tahun 2009 yang membuat pemkab tak merealisasikan sejumlah
rencana belanja di tahun tersebut,’’ katanya.
Menurut
pria yang pernah menjabat sebagai kepala BKD itu selama enam tahun tersebut minyak
yang dieksploitasi dari Bojonegoro mencapai 100 juta barel lebih. Meski demikian jumlah itu tidak sesuai dengan
yang ditargetkan oleh pemerintah. ‘’Selama ini lifting minyak selalu dibawah
dengan prognosa (yang ditargetkan) namun kita tetap menerima tinggi karena harga harga minyak
pasaran dunia cukup bagus,’’ ungkapnya.
Hasil dari Dana Bagi Hasil Migas itulah lanjut dia yang selama ini membuat uang yang dikelola APBD Bojonegoro cukup besar. Bahkan tahun ini saja lanjut dia pendapatan pemkab Bojonegoro ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. ‘’Termasuk dari DBH,’’ ungkapnya.
Hasil dari Dana Bagi Hasil Migas itulah lanjut dia yang selama ini membuat uang yang dikelola APBD Bojonegoro cukup besar. Bahkan tahun ini saja lanjut dia pendapatan pemkab Bojonegoro ditargetkan mencapai Rp 2 triliun. ‘’Termasuk dari DBH,’’ ungkapnya.
Tak
hanya itu Herry menjelaskan saat ini kondisi Blok Cepu yang diandalkan sendiri
belum mencapai puncak produksi puncak. Dia memperkirakan jika produksi Blok Cepu
mencapai puncak pada 2015 sekitar 165 ribu barel perhari nanti pendapatan Bojonegoro akan naik pesat.
‘’Ya DBH yang diterima pemkab bisa mencapai Rp 2 triliun jika harga minyak
dunia seperti beberapa tahun belakangan ini,’’ katanya.
Dia
juga mengingatkan bahwa jumlah DBH yang diterima Bojonegoro adalah 6 persen
dari bagian pemerintah pusat. Menurut dia setiap minyak yang diambil sebanyak
15 persen adalah hak operator. Sementara tambah dia 85 persen adalah milik
pemerintah pusat. ‘’Dan dari 85 persen itu kita dapat 6 persennya,’’ tegasnya
Sementara
itu Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan
siap mendukung sukses ekpsloitasi migas di Bojonegoro bukan hanya untuk
Bojonegoro tapi juga kepentingan nasional. Selain itu DBH lanjut dia harus
digunakan semaksimal mungkin untuk pelayanan publik, pemberdayaan dan merintis
keunggulan daerah. ‘’Saat ini hal tersebut yang sedang kita finalisasi di
RPJMD,’’ katanya.
Dia
kemudian mencontohkan untuk penguatan ekonomia dimana Pemkab merencanakan
menambah modal BPR Bank daerah Bojonegoro hingga Rp 400 milliar. Dimana
tambahan modal itu lanjut dia akan diberikan mulai 2014 sampai dengan 2016 bertahap. ‘’Dan BPR akan bisa berekspansi ke
desa-desa untuk perkuatan ekonomi mikro,’’ tegasnya
Bahkan
dia menyatakan untuk infrastruktur seperti embung dan jalan sendiri juga harus
diperkuat saat APBD Bojonegoro besar dari DBH. Termasuk lanjut dia
mensekolahkan dokter spesialis dan pemberian BOS bagi SLTA. ‘’Ini hanya salah
satu contoh kecil saja sebab semua masih difinalisasi,’’ ungkapnya.
Sebab
menurut dia tak selamanya DBH akan berkontribusi di APBD Bojonegoro karena tentu akan ada habisnya. Dan
disaat itulah menurut dia landasan ekonomi Bojonegoro sudah akan kuat dengan pemberdayaan dan
pembangunan memanfaatkan dana Migas. ‘’Jangan sampai saat migas habis
Bojonegoro menjadi terpuruk ekonominya,’’ katanya.
Sementara
itu Wakil ketua DPRD BOjonegoro Sukur Priyanto sangat mendukung upaya pemkab
dalam memanfaatkan DBH. Menurut dia tentu saja hal tersebut dilakukan melalui
regulias yang ada. ‘’Seperti melakukan invetasi untuk jangka panjang yang
nantinya bsia menghasilkan deviden di masa datang,’’ imbuhnya
Karena
itu perencanaan lanjut dia harus dilakukan terarah dan terukur karena DBH migas bukan pendapatran
yang abadi. Sehingga perencanaan yang dilakukan harus jangka pendek dengan perbaikan infrastruktur
jangka
menengah dengan
investasi. ‘’Dan jangka panjang agar anak cucu di masa akan datang juga bisa
menikmati hasil migas,’’ imbuhnya. (ade)
Data Lifting Migas Bojonegoro dari tahun ke
tahun
Tahun prognosa* Lifting* Target realisasi Keterangan
2006 - 2,241 juta Rp 28,8 M Rp
49,49 M
2007 14,7
juta 6,58 juta Rp 21,02 M Rp 12,75M
2008 11.8
juta 9,09 juta Rp 68,5 M Rp 88,1 M
2009 17,67
juta 12,37 juta Rp 61,8 M Rp 37,9 M
2010 19,2
juta 22,02 juta Rp 131,4 M Rp 164 M
2011 24,36
juta 22,818 juta Rp 167,9 M Rp
213,5 M
2012 24,6
juta 22,69 juta Rp 291,7 M Rp 457,6 M
Jumlah Rp
771,5 M Rp 1,023 T
* Dalam barel
No comments:
Post a Comment